Perusahaan berkomitmen, memiliki visi dan misi menjadi pemain bisnis dunia tentu harus konsisten untuk selalu melengkapi kebijakandan instrumen bisnisnya dengan dokumen yang mendukung kinerja standard dunia atau kinerja ekselen.
Komitmen stakeholders dunia sudah bersepakat bahwa salah satu instrumen untuk menjadi pemain kelas dunia dalam CSR adalah ISO 26000 Social Responsibility. ISO 26000 perlu diadopsi dan dintegrasikan dengan sistem manajemen perusahaan sehingga memberikan nilai dan etika baru dalam mendorong kinerja ekselen dan berkelanjutan.
Proses Self Adoption ISO 26000 akan didamping PPO SAG expert ISO 26000 yang juga salah seorang dari Board PT CFCiD Consulting dan terlibat langsung sebagai anggota ahli Working Group pada penyusunan ISO 26000 selama 8 tahun. Perusahaan yang telah melakukan self adoption dan berhasil meningkatkan kinerja bisnis berkelanjutan dimungkinkan berbagi CSR best practice melalui pertemuan internasional yang diinisisasi PPO SAG expert dan jejaringnya.
Roadmap Self adoption merupakan serangkaian kerja selama 3-6 bulan dalam bentuk sbb : 1) Asessment atas kebijakan dan kinerja CSR Perusahaan saat ini dengan berbasis panduan ISO 26000 terutama aspek principles dan core subject, 2) Menjelaskan posisi CSR serta gapnya, 3) Rencana perbaikan program dan organisasi kerja, dan 4) Penyusunan Blueprint CSR dan strategic plan CSR berbasis ISO 26000.
Perusahaan yang akan berkembang dan berkelanjutan (sustainable) diyakini adalah perusahaan menjalankan bisnis yang beretika melalui konsep Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai paradigma baru. Pada awalnya bisnis hanya dibangun dengan paradigma lama berupa single P alias Profit saja.
CSR merupakan komitmen dan tanggung jawab korporasi terhadap dampak keputusan dan kegiatannya di masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis. Dengan melakukan CSR, perusahaan diharapkan mampu memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif operasi perusahaan terhadap lingkungan dan pemangku kepentingan.
Dengan menjalankan tanggung jawab sosialnya, perusahaan dapat membangun hubungan jangka panjang dengan karyawan, konsumen dan masyarakat atas dasar model bisnis yang berkelanjutan. Hal ini pada gilirannya membantu menciptakan suatu lingkungan di mana perusahaan dapat berinovasi dan berkembang.
Dalam jangka panjang, CSR menawarkan serangkaian nilai-nilai yang membangun masyarakat yang lebih kohesif dan yang menjadi dasar transisi ke sistem ekonomi yang berkelanjutan.
Training CSR ini didesain secara khusus untuk penguatan pemahaman karyawan perusahaan perusahaan dalam perencanaan & pelaksanaan CSR. Dimana diharapkan visi dan misi perusahaan dapat didiseminasi secara utuh dan terimplementasi dengan baik dan sesuai dengan ISO 26000-SR (2010) yang merupakan guidance bagi berbagai organisasi global dalam melaksanakan praktek Social Responsibility.
Sepanjang 20 tahun penyelenggaraan program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER) di Indonesia, baru sebanyak 12 perusahaan yang meraih peringkat tertinggi yaitu GOLD pada tahun 2015. Atau hanya sebesar 0,6% dari jumlah total peserta seluruhnya yaitu 2.076 perusahaan.
Jumlah peraih Proper Gold yang sedikit ini menimbulkan pertanyaan besar, begitu sulitkah bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mencapai kinerja lingkungan yang sempurna? Jika sulit, apa yang menjadi penyebabnya? Apakah karena perusahaan tidak mau berinvestasi untuk memperbaiki kinerja lingkungan atau karena masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki sehingga tidak kunjung berhasil menyusun perencanaan dan mengaplikasikan ke dalam proses bisnis.
Melalui Workshop Proper, Challenge to Gold, diharapkan perusahaan akan mendapatkan wawasan komprehensif tentang bagaimana upaya, langkah dan strategi yang dilakukan untuk memperoleh kinerja lingkungan yang ekselen. Tentu saja bukan melalui proses yang instan, namun melalui upaya yang terstruktur, terencana, dipersiapkan dengan baik dan terintegrasi pada seluruh unit perusahaan.
Penggalian data dan informasi stakeholders melalui pemetaan sosial, baik dari sisi akar masalah maupun potensi yang dimiliki sehingga dapat dianalisa kebutuhan yang tepat untuk menyelesaikan persoalan yang dimiliki. Data ini akan menjadi acuan perusahaan untuk merumuskan program-program yang sesuai dengan kebutuhan komunitas sehingga program CSR-CID yang dijalankan tepat sasaran.
Selain pemetaan sosial, kegiatan pemetaan stakeholder bermanfaat untuk memetakan pemangku kepentingan yang memiliki kepentingan dan kekuatan terhadap perusahaan sehingga dapat dilakukan pendekatan yang sesuai dengan keragaman stakeholder tersebut.
Pemetaan sosial dan stakeholder akan memberi jalan bagi perusahaan untuk menjalin hubungan harmonis dengan berbagai pihak dan membantu dalam penyusunan kegiatan-kegiatan strategis.
Perumusan tanggung jawab sosial perusahaan pada subjek Community Involvement and Development (CID) melalui pendekatan konsep dan system yang komprehensif, yakni kebijakan, keorganisasian dan program- program CID strategis. Road Map CSR-CID disusun sesuai dengan komitmen keberlanjutan perusahaan serta visi dan misi perusahaan.
Kebijakan dan program strategis ini menjadi pegangan perusahaan untuk menjalankan program-program strategis CSR-CID secara partisipatif dan berkelanjutan. Disertai dengan target dan indikator keberhasilan yang terarah dan terukur.
Ketidakharmonisan hubungan dengan stakeholders khususnya dengan masyarakat sekitar wilayah operasi perusahaan sering kali mengganggu proses produksi, transportasi dan kenyamanan bekerja. Padahal, menurut perusahaan sendiri sudah banyak hal yang dilakukan untuk menunjukkan tanggung jawab dan kontribusi perusahaan kepada berbagai pemangku kepentingan.
Alih alih image positif akan diterima perusahaan, bahkan gangguan terhadap perusahaan masih saja terjadi. Hal ini disebabkan oleh buruknya manajemen stakeholder engagement perusahaan. Stakeholder engagement merupakan upaya dan strategi yang dilakukan untuk menciptakan peluang dialog-dialog sosial antara perusahaan dengan satu atau lebih dari para pemangku kepentingan dengan tujuan memberikan informasi penting dan mendasar untuk pengambilan perusahaan.
Dengan stakeholder engagement yang tepat dan benar, memungkinkan bagi perusahaan untuk membangun hubungan dengan masyarakat atas dasar saling respek, saling menghargai dan saling mempercayai satu sama lainnya. Selanjutnya pendekatan stakeholder engagement akan membuka lahirnya program-program CSR/CID yang partisipatif dan sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan.
Dalam menjalankan program CSR untuk komunitas, perusahaan dapat memilih atau menentukan sejumlah program spesifik yang sesuai dengan kebutuhan komunitas dan sejalan dengan road map CSR perusahaan. Jenis program tertentu yang dikembangkan perusahaan selanjutnya disebut Program Tematik, membuat perusahaan lebih focus dan tuntas dalam berkontribusi kepada kesejahteraan komunitas sebagai bagian dari upaya berpartisipasi dalam pembangunan berkelanjutan.
Fokus perusahaan pada bidang program CSR tertentu lebih baik ketimbang menggarap semua bidang garapan program CSR.
Pilihan program tematik yang diambil bisa saja berupa aktifitas yang sejalan dengan bisnis perusahaan (business linkage) tapi dapat juga tidak sejalan dengan bisnis perusahaan (not business linkage).
Tawaran program CSR tematik yang dapat diaplikasikan oleh perusahaan selanjutnya mempertimbangkan partisipasi perusahaan sebagai bagian dari pihak yang berpartisipasi dalam mewujudkan Millennium Development Goals (MDGS) atau Sustainable Development Goals (SDGs) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia yang lebih baik.
Seperti halnya perencanaan dan implementasi, monitoring & evaluasi program (monev) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program Community evelopment (CD). Dimana evaluasi program memiliki manfaat yang sangat penting untuk memperoleh gambaran yang komprehensif terhadap pencapaian-pencapaian yang telah diraih selama satu tahun berjalan, sehingga dapat digunakan dalam mendukung penyusunan laporan kepada stakeholders terkait. Monev Program CSR dapat menggunakan beberapa alternatif indikator pengukuran antara lain : SROI, Indek Kemandirina Desa, Indeks Keberlanjutan Program dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Metode pengukuran SROI (Social Return on Investment) memberikan paradigma baru para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam setiap investasi publik dari sekedar output-based menjadi outcome-based. Program pembangunan atau kegiatan CSR tidak lagi dominan dilihat dan diukur dari aspek output fisik semata, namun efektifitas program/proyek telah memerhatikan aspek outcome (manfaat/dampak) yang mampu dihasilkan program/ proyek tersebut. Pengukuran aspek output dan outcome juga meliputi tiga aspek utama yakni, ekonomi, sosial dan lingkungan. SROI tidak hanya menilai tentang besaran dana investasi tetapi lebih pada aspek nilai dari dampak dan manfaat pelaksanaan kegiatan kepada penerima manfaat dan stakeholder yang terkait dalam program. Ada dua jenis tujuan pendekatan SROI : 1. Evaluasi (Evaluation), yang dilakukan secara retrospektif dan berdasarkan hasil aktual yang telah terjadi. 2. Prakiraan (Forecast), yang memprediksi berapa banyak nilai sosial akan tercipta jika kegiatan memenuhi hasil yang diinginkan. Dalam evaluasi, SROI berperan menentukan apakah program layak dilanjutkan dan bermanfaat. Sedangkan dalam prakiraan (forecast), SROI bertujuan menghitung peluang yang dapat dihasilkan.
Para analis sering mempertimbangkan pengungkapan sustainabilitas perusahaan dalam penilaian mengenai kualitas dan efektivitas manajemen sehingga pelaporan dapat memperbaiki akses perusahaan terhadap modal.
Sustainability Reporting (SR) adalah pelaporan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan kinerja perusahaan menuju pembangunan yang berkelanjutan. Melalui penerapan Sustainability Reporting diharapkan perusahaan dapat berkembang secara berkelanjutan (sustainable growth) yang didasarkan atas etika bisnis (business ethics).
Laporan keberlanjutan berstandar dunia akan memberikan pengaruh dan menjadi pertimbangan bagi investor saat memutuskan membeli atau menanamkan modalnya di satu perusahaan. Ini artinya, laju investasi baik asing dan dalam negeri salah satunya dipengaruhi oleh seberapa bagus perusahaan membuat laporan tersebut.
PT. Citra Forum Cipta Daya (CFCiD Consulting) adalah perusahaan yang didirikan oleh para penggiat Corporate Social Responsibility (CSR), Sustainability & Community Development sejak tahun 2013 di Indonesia
Jl. Merpati Mas B1 No.35, RT.2/RW.1
Tanjung Barat, Jagakarsa
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12530